Jumaat, 28 Mei 2010

Untuk renungan bersama

Sajak oleh SM Zakir (dipetik dari blog sayapmatahari)


Politik

Sebutir udara panas
jatuh di tubir jendela
kamar yang terkatup suram
berguling di kaki meja
seorang lelaki mengira-ngira
apa yang dapat dibelinya
dengan kuasa di parlimen
ada papan catur
yang terbuka di mejanya
untuk membuka siasah
mencatur segenap perkara
menjadi politiknya
sekolah, masjid, kuil
balairaya, jalan, bank
mahkamah, rakyat dan parlimen
adalah buah-buah caturnya
politik menjadi tuhannya
dan tuhan menjadi politiknya
sebutir udara panas
jatuh berguling di kamar
yang terkatup suram
seorang lelaki masih mengira-ngira
apa yang dapat dibeli
dengan kuasa di kerusinya
wanita, kuasa dan harta
setiap nafasnya menjadi politik
dan setiap saatnya adalah politik
sebutir udara panas, seorang lelaki
dan politik; di bilik terkatup suram
menjual tuhan di papan catur politiknya